Menu Bar

Minggu, 07 Agustus 2016

See Yaa !

Gambar diatas diambil dari sini

Angin hangat menyisir rambutku.
Biru.
Langkah-langkah kaki berdetuk di kiri kananku.
Sendu.
Kulihat desiran ombak serupa menghampiriku.
Rindu.


Langit serasa menyapaku dengan cumulonimbus.
Terakhir kulihat cumulonimbus itu 15 hari lalu.
Dia tersenyum padaku, namun aku menangis.


Angin timur berhembus, membawa pergi cumulonimbus.


Apa kau bisa melihatku dari sana?
Kau sudah bahagia disana, aku tahu.
Aku pun juga bahagia, namun aku rindu.

Aku ingat saat itu,
Kau bercerita padaku tentang perumpamaan seribu tahun dengan satu hari.
 
Mungkin tidak terasa lama ya?


Heyhoo,
I love you.
See ya!

Sabtu, 09 Juli 2016

Belle : "Is It Too Late?"

This picture taken from here

Beast is the best prince I've ever met. 

Is it too late?
I knew, Beast not wait for me.

Too long

I believe about destiny,
I've told Beast too,
And I think Beast also believe about destiny.

Although, Beast has created his beautiful destiny now.
I believe I will create the same thing too. I hope it will be with Beast, but I realize that will not.

I want to say sorry to Beast. 
Sorry for being a stupid Belle ever.
I love you more than you might know. 

Keep being happy Beast.
I will keep being real.



Love,
Belle


NB : This words just a fiction, another idea about beauty and the beast story. 

Sabtu, 07 Mei 2016

A Promise [Short Story]



Gambar diatas diambil dari sini


♪♪"Say yeah (yeah!)
Let's be alone together (yeah)
We could stay young forever (yeah)
Scream it from the top of your lungs, lungs, lungs... "  

Well, well, well, Alone Together - Fall Out Boy lagu yang terpilih malam ini untuk disetel di kamar mandi ku hari ini. Dann dannn dannnnnn seperti biasaaa, Heidy satu satunya kakak tercintaku selalu menggedor pintu kamar mandi dengan tidak sabar untuk bergantian menyikat gigi seusai makan malam kami. Kuputar lebih kerasss dan lebih keras lagunya, dan setelah beberapa menit aku keluar, kulihat wajah mungil Heidy yang sudah mengantuk bete tak tertahankan, dan tawaku pun terlepaskan spontan melihat wajahnya itu. "Sabar buuuuuu hihihihi" ucapku sambil mencubit wajahnya yang bete ituu. Heidy akan menikah bulan depan, dan sungguh rasanya sulit aku harus merelakannya pergi tinggal dengan kekasihnya untuk membangun rumah tangga yang baru, karena itu berarti aku harus tinggal sendirian di rumah. Tapi yaaa.....mau gimana...Just pray the best for her. :) Kebahagiannya kebahagiaanku juga....

***
Mata coklat yang cerdas itu memandang kearah ku, tanpa kata, namun binarnya berbicara.  Walaupun tidak pernah kumengerti makna dibalik tatapannya. Yaa, banyak hal yang tidak bisa kupahami dari nya, dan mungkin tidak akan pernah kupahami. Dua orang koleris yang mempunyai pride yang sama. Dua orang koleris yang tidak akan bisa bersatu.  Dua orang koleris yang berhenti mencintai satu sama lain karena satu dan lain hal. 

Kulihat wanita yang mendampinginya, damn she's so beautiful. Aku tahu ini kencan pertamanya dengan wanita itu, ya aku hanya kebetulan tahu, yaaa...kebetulan.., semua orang tau bahwa setiap wanita kebetulan punya bakat stalking dan kemampuan asumsi yang hebat kan? 
Tapi kenapa mereka harus ke tempat ini sih, kenapa harus ke caffe favoritku ini, dan kenapa wanita itu memakai jam tangan merek kesukaanku juga, dan kenapa harus dengan kebetulan berpapasan dengan ku. huh! mungkin aku hampir gila semua terlihat salah saat ini. Damn.

"Prankkkk!" Gumam'anku di dalam hati berhenti ketika seorang Bapak berkepala botak disebelah ku menjatuhkan sendok Sponge Cakenya. Dan aku pun tersadar, aku bisa mati sakit hati kalau berada disini terus, jadi aku memutuskan untuk pergi dari Caffe ini dan meninggalkan green tea latte favoritku yang baru setengah masuk perut. Aku berjalan keluar melalui pintu samping Caffee, ya aku hanya meninggalkan senyum yang mungkin terlihat aneh dan semoga mataku bisa berbicara padanya "Good luck (titik)" Aku sengaja tidak menyapa mereka, karena sungguh aku tidak mengenal wanita itu, dan tidak mau memulai percakapan yang palsu. Aku kembali ke workshopku untuk mengerjakan beberapa pekerjaan yang tertunda kemarin.

***
"Sungguh ini tidak benar terjadi" ucapku.  Aku dengan cepat mematikan telepon, mengemas barang-barang dan melajukan mobilku secepat yang kubisa. Dokter meneleponku, Heidy tertabrak motor dan sedang dirumah sakit sekarang, keadaannya agak parah aku tidak menanyakan detail karena aku langsung menanyakan lokasi rumah sakit dan melaju kesana. Ubun-ubunku sangat panas rasanya, benar-benar panik karena Hans calon suami Heidy tidak ada disampingnya ia sedang berada diluar kota  untuk pekerjaanya.

Aku hampir tiba, ya ini sudah tiba di gedung Rumah Sakitnya, kuderapkan langkahku secepat mungkin menuju ruang IGD.  Heidy terbaring dengan berlumuran darah, aku bisa melihat kakinya yang dibalut kain oleh dokter hmm yaa mungkin itu pertolongan pertama pikirku.
"Apakah kau keluarga pasien?" suara dokter membuyarkan pandanganku yang tak berkedip.
"Ah ya, ya, ya, aku adiknya, bagaimana keadaan Heidy?" tanyaku dengan nada yang sudah kuusahakan tidak panik.

Dokter menjelaskan bahwa Heidy, kehilangan banyak darah akibat luka sobek pada lututnya dan membutuhkan pendonor darah, karena persediaan darah di RS saat itu sedang tidak memadai. kebetulan darahku juga O dan sangat memungkinkan untuk kudonorkan, jadi kudonorkan darahku untuk Heidy, jujur itu pertama kalinya aku melakukannya.

Aku sangat anti tusukan jarum, tapi kulakukan semua demi Heidy. Darahku mulai mengalir memasuki kantong darah, sesaat aku melihat pasien lain disebrangku sedang memuntahkan makanannya, ya ia jelas terlihat sakit karena wajahnya pucat pasih. "Types" ucap dokter yang mendampingiku selagiku mendonorkan darah. "apa?" tanyaku kaget ternyata dokter itu melihat pandanganku yang memandangi pasien itu. "Ya, pasien itu sakit types, dan selama satu minggu ini menerima makanan hanya dari infus, wajar kalau ia muntah karena lambungnya belum terbiasa menerima makanan itu" ucapnya. Aku terdiam sejenak. "Dokter, apa akibatnya jika ia seperti itu terus? apa ada efek buruk berkepanjangan?" tanyaku.

Dokter itu tertawa "Dia seperti itu karena lambungnya belum terbiasa saja menerima makanan berat, kondisi itu tidak akan berlangsung lama karena lambungnya akan kembali normal dalam 2-3 hari dan bisa makan seperti biasa"  ucap dokter sambil membenarkan posisi selang tempat darahku mengalir. "Maksudku, jika memang dia sengaja memuntahkannya dok," ucapku pelan.  "Nah, sudah selesai" ucap dokter sambil menempelkan plester pada bekas tusukan jarum di tanganku. "Terima kasih Dok, tolong tangani Heidy dengan sebaik mungkin" ucapku tanpa menghiraukan pertanyaanku yang belum dijawab tadi. Aku menunggu selama 1,5 jam dan Heidy diperbolehkan pulang kerumah, aku membawanya kemobil dengan kursi roda dan kami kembali kerumah.


Setelah dua minggu Heidy sudah bisa berjalan sedikit, karena memang lututnya masih sakit jika kebanyakan berjalan. Namun hari ini adalah ulang tahun Heidy, artinya kami akan berpesta kecil-kecilan merayakannya di suatu tempat. Hans memilih Restaurant Jepang yang bisa makan sepuasnya, dia menyediakan segalanya untuk Heidy dari kue, hadiah, bunga, dan balon, kami makan di private room. Aku yakin Heidy menjadi orang yang paling bahagia malam itu.  Kami semua merayakannya dengan bahagia.

Setelah menurutku malam ini akan selesai, aku memberikan waktu private kepada Heidy dan Hans untuk membicarakan privasi mereka. Aku pergi ke restroom. Aku mencuci tanganku, dan menatap wajahku didepan cermin. Aku mulai memasukkan jariku, aku tahu ini tidak boleh dilakukan, tapi rasanya sungguh tidak nyaman jika aku menahannya. Aku memasukkan jariku lagi, mengeluarkannya, dan memasukkannya lagi, seperti biasa akhirnya keluar. Aku mengulangi langkah yang sama, dan hampir semuanya kurasa sudah keluar. Aku merasa lebih baik, sungguh, ada kelegaan tersendiri.

Aku memandang mataku yang agak merah berair di cermin, aku tahu ini salah. Aku telah 1 tahun 10 bulan menderita Bulimia. Ya, memuntahkan makanan ketika aku merasa terlalu banyak makan, aku merasa tubuhku mudah menggemuk dan aku sungguh takut menjadi gemuk. Tidak ada orang lain yang mengetahui ini, termasuk Heidy pun tidak tahu. Aku tahu ini tidak boleh dilakukan dan akan berdampak pada kesehatanku seperti depresi otak, anemia, gagal jantung, kulit kering karena abrasi, dan masih banyak lagi yang akan terjadi.

"Olinnn,kau lama sekali. sedang apa kau ini?" Ucap Heidy dari balik pintu. Aku terkesiap kaget, aku tidak tau sejak kapan Heidy ada di balik pintu itu, Aku tidak meyetel musik tadi, apakah Heidy mendenganrnya? "Sebentarrrrrr" ucapku sambil mengelap mulutku dengan tissue, dan membuka pintu kamar mandinya, Heidy langsung berjalan cepat masuk, "Lama banget dehhh," ucapnya. Sepertinya dia sudah tidak tahan untuk membuang air kecil, tapi aku kira Heidy tidak mendengar apa-apa tadi karena dia bertingkah seperti biasa. Syukurlah.

***
Hari ini adalah hari kesebelas di bulan Juli. 

Sinar matahari memantul dari balik cermin rias tempat Heidy bersiap untuk berjalan ke altar pernikahannya. Hari yang cerah, sesuai harapanku, Hans dan Heidy.


Hari ini adalah hari bersejarah, Heidy akan berpisah tempat tinggal denganku, dan aku sendirian.. sungguh sendirian. Aku sudah lebih dulu selesai di rias. Karena aku meminta riasan yang sederhana. 

Aku melihat diriku dicermin.
Caroline Equivera yang sedang bercermin.

Aku melihat diriku di cermin.
Mataku coklatku yang terlihat naif dahulu, telah terlihat lebih cerdas dan berambisi sekarang. Aku tahu itu proses kehidupan yang telah mengubahnya.

Aku melihat diriku di cermin. 
Rambutku yang hitam kecoklatan telah terkepang tulang dengan rapih, aku masih ingat bahwa dia bilang dia suka melihat rambut wanita yang terkepang.

Aku melihat diriku di cermin.
Seorang bulimia yang sedang bercemin.
Rahangku terlihat lebih nyata, dan tulang leherku terlihat agak lebih menonjol sekarang. Sungguh ini hal yang kubenci ketika memakai baju yang agak terbuka seperti ini, Heidy yang memilihnya untukku ketika aku memilih gaun yang  bagian kerahnya mengerucut sampai ke leher. Heidy bersihkeras untuk memilihkan gaun yang seperti kemben ini, katanya aku akan terlihat berbeda jika memakai ini, karena biasanya aku selalu memakai turtle neck. Kuturuti kemauannya karena bersangkutan dengan hari bahagianya.

Aku dan Heidy tidak memiliki satupun keluarga yang tersisa. Walaupun sebenarnya masih ada saudara dari orang tua kami, tapi kami tidak menganggap mereka sebagai keluarga, karena apa yang mereka lakukan kepada orang tua kami tidak pantas disebut keluarga.
Jadi aku yang akan mendampingi Heidy untuk mengantarkan Heidy kepada Hans ke altar pernikahan mereka. 

Lonceng gereja berbunyi, ini hari yang ditunggu-tunggu oleh Heidy. 
Hari yang akan selalu terekam di memorinya, Hans, dan memoriku.

Heidy mengaitkan lengannya pada lenganku, kami berjalan menuju altar. 
Semua mata para undangan tertuju pada Heidy, kecuali mata yang cerdas itu aku bisa melihatnya tertuju padaku. 
Kulihat Hans sudah dekat, dan aku harus melepaskan Heidy sekarang untuk Hans.

Aku memeluk Heidy dengan sangat erat "Berjanjilah kau akan bahagia" ucapku menatap mata Heidy yang menahan air mata dengan tersenyum. "Pasti" ucapnya sambil menatapku dan memelukku lagi, kemudian ia menggandeng Hans dan menuju altar. 

Semuanya berlangsung sempurna. Mereka telah resmi diberkati menjadi pasangan hidup sampai mati.

Semua para undangan berpindah dari altar chappel, menikmati hidangan yang telah disediakan di outdoor.

Aku berjalan ke pinggir bukit untuk melihat pemadangan aku tidak berniat untuk makan sekarang, karena aku tidak mau merusak riasan wajahku ketika aku selesai makan nanti.

Sungguh private wedding yang sempurna, aku sangat suka suasana disini, 
Aku memandang laut biru yang terhampar luas dihadapanku. 
Mememjamkan mataku.
Dan menghirup aroma laut yang terasa sempurna. Sungguh semuanya terasa sempurna. 
"Sempurna bukan?" suara yang berat itu muncul dari belakang ku, seolah bisa membaca pikiranku. Aku menoleh sambil terkesiap kaget.

"Apa yang kau lakukan disini?" tanyaku dengan suara yang sudah kuusahakan tidak kaget. 

"Aku diundang Heidy kesini, apa kau tidak tahu? " ucapnya meledek dengan gayanya yang khas.

"Maksudku, apa yang kau lakukan disini, semua para undangan sedang makan disana dan kau disiniiii?" tanyaku sambil menunjuk rumput hijau tempat ku berdiri dan kembali memandang mata cerdasnya.

Dia berjalan kearahku dan mengambil tempat berdiri di sisi kiriku. Dia belum menjawab pertanyaanku tadi.
Hening.
Kami terdiam dengan pikiran masing-masing sambil memandang lurus ke laut biru yang terhampar luas di depan kami.

"Bukankah itu pertanyaan yang harusnya kutanyakan padamu lebih dulu." ucapnya.
"Caroline Equivera. Mengapa kau disini? Apa kau takut makan? Apa kau masih melakukannya? " serangnya kepadaku, mata itu menatapku dalam.

Aku memandangnya, "Kau tahu aku sudah berusaha bukan? tapi apakah kau kira semudah itu prosesnya?" aku memandangnya lebih dalam. 

Aku hampir lupa bahwa hanya dia yang tahu bahwa aku Bulimia. Dan itu salah satu penyebab kami berpisah, selain orang tuanya tentu. Dia sangat kecewa ketika aku merahasiakan hal itu sampai akhirnya dia tahu, dan dia membantuku untuk sembuh. 

Namun itu tidak bertahan lama, seiring berjalannya waktu, 
Perbedaan paham dan pendapat, 
Gengsinya, gengsiku, 
Waktunya, waktuku,
Kesabarannya, kesabaranku,
Cintanya, cintaku,
Orangtuanya, dan aku.
Tidak dapat bersatu.

Hal yang paling berpengaruh terhadap berakhirnya hubungan kami adalah orang tuanya yang tidak setuju jika kami menikah dengan satu kepercayaan. Itu membuat ku sangat kecewa, merasa dipermainkan, karena sungguh di awal yang kutahu darinya tidak seperti itu, sehingga aku memilihnya. Dengan tulus.
Dan karena kekecewaan itu aku memutuskan mengakhiri hubunganku dengannya. Dia tidak mempertahankanku. Aku tidak mengubah keputusanku. Dan kami berpisah. 

"Aku tahu, dan untuk itu aku disini. 
Aku tahu jika kau tidak akan makan, untuk itu aku berdiri disini, karena aku tahu kau pasti akan ketempat ini." ucapnya sambil menunjuk rumput tempatnya berdiri." matanya cerdasnya menatapku lurus.

"Maafkan aku." tangannya menggenggam tanganku. Aku bisa merasakan ketulusan suaranya, rasa bersalahnya, dan kehangatan tangannya mengalir diseluruh tubuhku seolah menuju ke kediaman jantungku dan mengetuk-ngetuk kedalamnya sehingga detak jantungku tak beraturan. 

"Untuk apa?" tanyaku sambil satu kali mencoba melepaskan pergelangan tanganku dari genggamannya namun tidak berhasil lalu aku menyerah dan membiarkannya. 

"Untuk tidak mempertahankanmu pada  titik terendah hubungan kita saat itu. 
Untuk menjadi bodoh dengan tidak mengajakmu bersama-sama mencari solusi untuk menghadapi orang tuaku.
Untuk tidak berasa disisimu saat kau sakit dan berjuang sembuh sampai sekarang ini. 
Untuk tidak bisa berhenti mencintaimu sampai saat ini." Ucapnya lugas. 

"Lalu mengapa kau mencari wanita lain jika kau tidak bisa berhenti mencintaiku?" tanyaku luluh. 

"Siapa yang kau maksud? Aku tidak mencari siapapun juga Lin" ucapnya dengan suara yang terdengar agak kaget.

"Gadis itu, gadis cantik yang kau bawa ke caffe favoritku, yang memakai jam tangan favoritku" jelasku.

"Astaga, itu Vay sepupuku dari USA yang sedang berlibur ke Indonesia. Jadi kau cemburu saat itu?" ucapnya dengan berusaha menahan tawa, sungguh kulihat dia menatapku dengan berusaha menahan  tawa. Menjengkelkan bukan.

"Oh ya? aku tidak pernah tahu kalau Vay secantik itu, lagipula siapa suruh kau tidak pernah memperlihatkan fotonya kepadaku Van......." Ucapku agak kikuk

"Jadi, apakah kita bisa memulainya kembali?" tanyanya. Tangan kirinya masih menggenggam pergelangan tangan kananku, ia berlutut menyodorkan sebuah kotak kecil berwarna pastel . Tanpa kubuka aku tahu bahwa itu cincin yang dulu pernah ia janjikan akan diberikan padaku suatu saat nanti. Aku terdiam memandang kotak itu.

"Bagaimana dengan orang tuamu?" tanyaku lirih.

"Tidak ada yang mustahil bagi orang yang sama-sama berjuang untuk hal yang memang benar dan baik, bukan?" suaranya sungguh terdengar keren saat itu. Aku terdiam memandangnya. Dia tersenyum, Senyum yang sama. senyum yang membuatku jatuh hati padanya dari pertama dia berusaha merebut hatiku.

"Apa salahnya menerima tawaran orang yang gigih mau berjuang bersama-sama? " Ucapku sambil membalas senyumnya. Dia berdiri, melepaskan genggaman tangannya dari pergelangan tanganku dan membuka kotak pastel itu.


"Saya Harvan Samosei dengan tulus hati dan tanpa paksaan berjanji untuk tidak akan menyerah dan bosan berjuang bersama-sama dengan pacarku  Caroline Equivera, sampai akhirnya kami bisa berjanji untuk hidup bersama-sama sampai mati di depan altar suci. Dan apakah pacarku juga demikiannnn???" Ucapnya dengan senyumnya yang khas itu. Aku tertawa kecil memandang matanya nya yang cerdas itu. 

"Saya Caroline Equivera dengan tulus hati dan tanpa paksaan berjanji untuk tidak akan menyerah dan bosan berjuang bersama-sama dengan pacarku Harvan Samosei sampai akhirnya kami bisa berjanji untuk hidup bersama-sama sampai mati di depan altar suci." Kubalas senyumnya yang tulus itu. Dia menyematkan cincinnya di jari manis kiriku.

"satu, 
dua,
tiga" ucapku.

"Janji  adalah janji dan harus ditepati sampai mati. barangsiapa tidak menepati janji akan digentayangi suatu saat nanti" ucap kami bersama-sama sambil tertawa kecil. Hal agak konyol yang selalu kami lakukan ketika membuat janji. Dia memelukku dan sungguh aku bahagia dalam pelukannya. 

***
Hari ini adalah hari kesebelas di bulan Juli.

Sinar matahari memantul dari balik cermin tempatku berias untuk berjalan ke altar pernikahan. Hari yang cerah, sesuai harapanku, dan Hans.

Hari ini adalah hari bersejarah, aku akan menikah dan tinggal dengan Hans. Sungguh berat rasanya meninggalkan Olin sendirian hidup tanpaku.  Dia sudah lebih dulu selesai di rias dan kulihat dia termenung melihat dirinya di cermin. Mungkin ia tidak suka dengan gaun pilihanku.  Melihatnya termenung seperti itu , aku jadi merasa bersalah karena telah memaksanya memakai gaun itu walaupun ia terlihat sangat cantik dengan gaun itu namun sepertinya ia tidak suka.

Aku dan Olin tidak memiliki satupun keluarga yang tersisa. Walaupun sebenarnya masih ada saudara dari orang tua kami, tapi kami tidak menganggap mereka sebagai keluarga, karena apa yang mereka lakukan kepada orang tua kami tidak pantas disebut keluarga.
Jadi Olin yang akan mendampingiku untuk berjalan kepada Hans menuju altar pernikahan.

Lonceng gereja berbunyi, ini hari yang ditunggu-tunggu oleh aku dan Hans.
Hari yang akan selalu terekam dalam memoriku dan Hans.

Aku mengaitkan lengannku pada lengan Olin, kami berjalan menuju altar.
Aku bisa melihat semua mata para undangan tertuju padaku.
Kulihat Hans sudah dekat, dan aku harus melepaskan Olin sekarang untuk menuju pada Hans.

Aku memeluk Olin dengan sangat erat "Berjanjilah kau akan bahagia" ucapnya sambil menatap ku. Kelopak mataku panas, tapi aku sadar aku tidak boleh menangis di hari yang bahagia ini, kutahan air mata yang hampir jatuh ini "Pasti" ucapku sambil menatap Olin dan memelukknya lagi, Aku berjalan menggandeng Hans dan menuju altar bersama-sama.

Semuanya berlangsung sempurna. Aku dan Hans telah resmi diberkati menjadi pasangan hidup sampai mati.

Semua para undangan berpindah dari altar chappel, menikmati hidangan yang telah disediakan di outdoor.

Aku dan Hans berjalan menghampiri para undangan selagi mereka makan untuk menyapa mereka satu persatu. Karena ini adalah private wedding jadi tidak begitu banyak orang yang kami undang.

Kulihat Olin berjalan kearah gundukan bukit pinggir laut, aku masih bisa melihatnya dari pandanganku, ia menikmati pemandangan itu dia yang memilih tempat ini untukku, karena ini salah satu tempat favoritnya saat ia pergi ke Bali.
Kulihat Harvan mengikutinya dari belakang, aku sungguh benar-benar tahu bahwa mereka masih saling mencintai. "Pasangan muda yang termakan oleh gengsi" ucapku sambil menyenggol lengan Hans. Hans melihat kearah mereka dan tertawa kecil. Kami mengamati mereka dari kejauhan, penasaran apa yang akan terjadi.

Olin terlihat kaget saat menengok kearah Harvan, terlihat Harvan mulai bercakap-cakap dengan Olin.
"Sungguh hebat, moment yang pas" ucap Hans sambil gantian menyenggol lenganku. Aku terdiam dan terus mengamati apa yang akan terjadi. Mereka bercakap-cakap entah apa, terlihat sangat serius, kukira aku tahu pasti mereka membicarakan mengenai hubungan mereka.

Harvan menggenggam pergelangan tangan Olin, aku dan Hans tertawa kecil, terlihat Olin berusaha menarik tanganya namun tidak berhasil, aku dan Hans ikut senang.
Hans merangkulku, seolah kami sedang menonton drama Korea.

Mereka bercakap-cakap cukup lama, aku sungguh penarasan setengah mati apa yang mereka bicarakan, aku berjanji akan meneror Olin untuk bercerita kepadaku walaupun aku sedang bulan madu nanti.

Aku melihat Harvan berlutut, dan memberikan sebuah kotak kecil di hadapan Olin, Aku dan Hans terkesiap kaget dan tertawa.
Semua orang tahu jika melihat bahasa tubuh Harvan, ia sedang melamar Olin.
"Aku berharap Olin berkata yes" Kata Hans.
"Lama sekali sih Olin menjawabnya, apa yang dia pikirkan sebenarnya" ucapku tidak sabar. Hans tertawa.

Harvan berdiri,tanpa memakaikan cincin itu di tangan Olin "Apakah Olin menolaknya"?? tanyaku pada Hans.
"Tidak tahu, kita tunggu lihat saja dulu" ucap Hans.
Mereka bercakap-cakap aku hampir mati penasaran saat itu.
Kulihat Harvan membuka kotak cincinnya dan menyematkannya di jari Olin.

"Greatttttt! It means yes, right? " ucapku pada Hans. Mereka berpelukan dan Hans juga memelukku sambil tertawa kecil bahagia.


-------------------------------------------------The End---------------------------------------------------------

Cheers,

Jovita :)

Minggu, 13 Maret 2016

C.L.O.V.E.R


Kepalaku rasanya hampir pecah. Rasanya sungguh penuh sesak dengan segala pikiran yang ada didalamnya.Sungguh,
Aku menarik nafas dalam mencoba menikmati aroma laut yang selalu membuat emosi dan pikiranku lebih baik.

Sudah hampir 2 jam aku menghabiskan waktuku disini, beradu tanya dengan segala pikiranku.
Kurasa sisi kekanak-kanakan ku sedang datang melanda, apakah ini wajar? 
Aku memiliki banyak teman dan sahabat, namun menikmati waktu sendirian menjadi lebih baik bagiku, akupun tak tahu mengapa aku menjadi begitu introvert akhir-akhir ini.

Apakah aku tidak normal? 
Mengapa disaat anak-anak lain menikmati weekend dengan teman-teman mereka, aku justru lebih memilih mengerjakan hal lain dan berusaha membuat weekend ku menjadi produktif. 

Mengapa disaat anak-anak lain menghabiskan uang mereka dengan membeli board game, barang branded, pergi party, dan berwisata kesana kemari. Aku justru disini menyimpan uangku untuk segala rencana jangka pendek yang ada dipikiranku dan berusaha membangun bisnis yang kuimpikan sejak dulu. 

Mengapa disaat anak-anak lain menghabiskan waktu dengan orang tua mereka, aku disini hanya melihat kebahagiaan mereka, dan hanya bisa mendoakan orang tuaku yang telah ada jauh disana.

Mengapa disaat anak-anak lain menghabiskan waktu dengan pasangan mereka hari ini, aku mungkin hanya bisa menghabiskan waktu dengan Steve via Skype malam nanti karena perjalanan bisnisnya sampai akhir bulan ini.

Mengapa pikiranku begitu random hari ini. Akupun tidak tahu.

Aku mengamati cincin yang tersemat di jari manis ku,
Ya, aku akan menikah tahun ini, membangun masa depan yang selalu kuimpikan sejak dulu.
Menjalani kehidupan bersama orang yang sangat kucintai setiap harinya,
Menjalani kehidupan bersama orang yang juga selalu mencintaiku setiap harinya, yang selalu bertahan dengan kelabilan hatiku. 
Menjalani kehidupan dengan tidak ada kekhawatiran dari segi material, dan penuh damai. 

Kupandangi lagi cincin yang tersemat di jari manisku,
Rasanya sekujur tubuhku berhenti mengeluh, 
Kusadari egoku yang muncul karena masa laluku,
Yaa, sejak remaja aku terbiasa hidup sendirian, orang tuaku berpisah disaat aku mencapai usia jayaku sebagai perempuan. Dan aku tak tahu dimana mereka sekarang berada, bahkan bagaimana keadaan mereka akupun tidak tahu.
Yang diberikan padaku hanyalah rumah dan sejumlah uang yang hanya cukup untuk biaya pendidikan dan melanjutkan hidupku sementara waktu.
Sejak saat itu, sungguh, aku tidak mau mendapatkan pasangan hidup dari Barat sana. Aku bersumpah.
Aku memperhatikan hidupku sendiri, berusaha mencukupi kehidupanku sendiri, menjadi sesosok wanita yang kuat, anggun, dan cerdas.
Sejujurnya aku merindukan sosok orang tua dalam hidupku, yang bisa memperhatikan diriku.

Kupandangi lagi dan lagi cincin yang tersemat di jari manisku,
Kusadari ego ku yang tidak bisa menjalani hubungan jarak jauh,
Ini baru hampir sebulan, dan mengapa aku telah menjadi serandom ini,
Harusnya aku bersyukur telah menemukan Cloverku.
Clover yang telah menungguku selama lebih dari satu windu,
Clover yang selalu berusaha bertahan dikala kondisi apapun.
Clover yang selalu mau berjuang dan berusaha bersama-sama.
Clover yang selalu terbuka atas segala kekuranganku.
Clover yang selalu bisa menjadi milik ku.

Aku mengambil smartphone ku dari saku mantel pastel ku,
Mengambil gambar pemandangan laut di depan ku,
Mengirim gambar tersebut 

"I'am sorry.
Thanks to be my Clover Steve. 
I love you. 
Come back soon dear.
- Cyrile"




NB : Cuplikan kisah diatas sepenuhnya adalah fiktif belaka.

Minggu, 17 Januari 2016

Takes Time


Everything takes time.
Everything takes time to be better.
Everything takes time to be loved.
Everything takes time to be understood.
Everything takes time to be comfortable.
Everything takes time to be fighting. 
Everything takes time to be wonderful in time.
Everything takes time to be honest.
Everything takes time to be extrovert. 
Everything takes time to be growth.
Everything takes time to adjusted.
Everything takes time to metamorphose.
Everything takes time, hey. 


- Me - 

Senin, 17 Agustus 2015

Seleksi Penerimaan Beasiswa Djarum Plus

Haiii guys, karena cukup banyak yang nanya tentang seleksi masuk beasiswa Djarum, saya mau sedikit sharing tentang seleksi penerimaan beasiswa Djarum Plus. Semoga membantu yah ;)

Beasiswa Djarum Plus merupakan salah satu jenis beasiswa yang cukup terkemuka, dan gak sedikit mahasiswa yang berlomba-lomba untuk bisa jadi Beswan Djarum Foundation. Beasiswa Djarum merupakan salah satu bagian dari Djarum Bakti Pendidikan dan telah ada dari 1984 untuk berkontribusi membangun pendidikan bangsa Indonesia. Penerima beasiswa Djarum akan mendapatkan uang saku sebesar Rp. 750.000 / bulan. Dan yang membedakan Beasiswa Djarum dengan yang lainnya adalah selain mendapatkan beasiswa selama satu tahun, Beswan(sebutan bagi penerima beasiswa Djarum) juga akan diberikan pelatihan keterampilan, competition, dan juga softskill untuk dipersiapkan menjadi pemimpin bangsa. Pelatihan tersebut meliputi Nation Building, Character Building, Leadership Development, Debate Competition, Writing Competition, serta International Exposure. 

Syarat Pendaftaran :
1. Mahasiswa Strata 1 / Diploma 4 Politeknik dari Universitas yang sedang menempuh semester 4 dan akan naik ke semester 5.
2. IPK minimum 3.00 pada semester 3
3. Dapat mempertahankan IPK 3.00 sampai akhir semester 4
4. Aktif mengikuti organisasi baik di dalam maupun luar kampus
5. Tidak sedang menerima beasiswa dari pihak lain
6. Mengisi formulir pendaftaran online di Formulir pendaftaran online

Syarat Administrasi :
1. Bukti pendaftaran online
2. Satu lembar foto 4 x 6 berwarna memakai jas almamater
3. Fotokopi kartu mahasiswa
4. Transkrip nilai semester 1 - 3 yang telah di legalisir
5. Surat keterangan aktif organisasi / Fotokopi sertifikat kegiatan organisasi yang pernah diikuti / Fotokopi bukti prestasi lainnya
6. Surat keterangan dari Kampus (Rektorat / Fakultas) bahwa sedang tidak menerima beasiswa dari pihak lain.

Untuk tahap seleksi Beswan Djarum terdiri dari 4 tahap guys :

1. Tahap Administrasi
Tahap ini merupakan tahap seleksi berkas yang kalian kirimkan ke Djarum Foundation berkas yang dikirimkan adalah berkas Syarat administrasi diatas. Kalau lulus seleksi berkas, kita akan mendapat undangan langsung dari panitia seleksi melalui e-mail / sms untuk mengikuti psikotest di tempat dan waktu yang sudah ditentukan oleh Djarum Foundation. Undangannya sebagai berikut (jika melalui e-mail)
2. Tahap Psikotest
Tahap ini merupakan tahap kedua dari seleksi, biasanya yang diundang ini per regional ataupun per universitas. Ada dua kategori dalam psikotest ini, 

Yang pertama adalah test yang berkaitan dengan gambar :

>>>  WARTEG Test
Dalam test ini kalian akan diminta melanjutkan gambar dari 8 kotak berbeda. Sebelum waktu habis kalian akan diminta mengurutkan gambar yang berhasil kalian buat terlebih dahulu. Selain itu kalian akan diminta memilih gambar yang paling susah dan yang paling mudah dibuat. Serta gambar yang kalian paling suka dan gambar yang tidak kalian sukai.
Jangan berpikir terlalu lama, karena waktu yang diberikan tidak banyak. Jadi kerjakan secara spontan sesuai imajinasi kalian. 

>>> Draw Man Test
Kalian akan diminta menggambar manusia, bebas sesuai imajinasi kalian. Siapa yang akan kalian gambar. Dan kalian akan diminta menuliskan identitas dan karakter dari manusia yang kalian gambar tersebut.

>>> Draw Tree Test
Kalian akan diminta menggambar pohon yang berkambium, tidak boleh menggambar pohon tidak berkambium (palem,kelapa, dll) atau tanaman umbi-umbian. Saran saya adalah, gambarlah bagian pohon secara lengkap, mulai dari batang, daun, buah, akar. 

Saran untuk test kategori pertama ini adalah "BE YOURSELF!" Buatlah sesuai imajinasi kalian. Jangan meniru apapun dari google atau yang lainnya. Karena tim penilai pasti tau jika itu bukanlah hasil pikiran kalian. dan kemungkinan kalian lulus kecil jika mengikuti jawaban dari google.


Yang kedua adalah tes yang berhubungan dengan angka, logika, PAULI test, dan pengetahuan umum :
Soal akan dibagikan dalam bentuk buku soal. Dalam buku soal tersebut ada beberapa bagian, seperti tes verbal, deret angka, pengetahuan umum. Kalian mengerjakan sesuai petunjuk panitia pengawas. Waktunya sangatlah sempit. Jadi fokuskan pikiran anda ke soal bukan ke teman anda. Terutama saat mengerjakan PAULI Test, kerjakan dengan konsentrasi penuh, jangan pikirkan teman anda lebih cepat dari anda, pikirkan yang terbaik yang bisa kalian kerjakan saat itu adalah menghitung dan menulis dengan cepat sesuai petunjuk pengawas.

Setelah selesai kalian akan diberikan makan siang, dan diminta menunggu di luar ruangan. Panitia seleksi akan langsung menilai pekerjaan anda, dan mengumumkan siapa yang lulus ke tahap selanjutnya. Panitia akan menempelkan kertas yang berisi nama yang lulus,bagi yang tidak ada namanya yaaaaa sayang sekali anda belum beruntung! tetap semangat!

Bagi yang luluss CONGRATULATION! Kalian berhasil melewati tahap yang sulit, namunnn jangan senang dulu karena masih ada tahap selanjutnya.

3. Tahap FGD dan Interview
Dalam tahap FGD kalian akan dibagi beberapa kelompok, dan diberikan studi case dari persoalan umum yang berbeda-beda di setiap kelompok. Kalian akan diberikan waktu berdiskusi selama 15 menit dan menuliskan hasil Summary diskusi kalian di Paper Flip Chart, saat kalian berdiskusi akan ada 1 pengawas yang akan melihat diskusi kalian,Diskusi dalam bahasa Indonesia.  Usahakan jadi anggota yang SMART, maksudnya adalah omongan kalian BERBOBOT saat diskusi bukan HYPERAKTIF bicara tidak jelas dan sok hebat untuk solve problem ya guys, Be careful! Ah yaaa, akan jadi nilai tambah jika kalian bisa menjadi moderator kelompok saat diskusi.

Setelah waktu diskusi habis, setiap kelompok akan diminta mempresentasikan selama 15 menit tentang summary topik yang telah didiskusikan. Usahakan kalian mendapat kesempatan untuk berbicara saat presentasi, karena itu akan menjadi nilai tambah juri. Dan setiap kelompok akan diijinkan untuk bertanya kepada kelompok yang presentasi di depan, usahakan juga agar kalian bisa dapat kesempatan bertanya. Itu akan jadi nilai tambah untuk penilai.

Setelah FGD selesai maka test di hari itu telah selesai, kalian akan menjalani interview keesokan harinya di tempat yang ditentukan oleh Djarum. Biasanya yang menginterview ini adalah HR Djarum Foundation. Jawablah sesuai apa yang anda tulis di aplikasi pendaftaran. sekali lagi "Be Yoursellf! and Be Honest!" 

4. Tahap Verifikasi
Selanjutkan Djarum Foundation akan memverifikasi apakah IPK kalian masih bertahan diatas 3.00 pada akhir semester 4 di kampus masing-masing.

Itu adalah tahapan seleksi dari Beasiswa Djarum Plus, bagi kalian yang sampai di tahap Interview kalian tetap harus berdoa, karena masih banyak yang gugur setelah sampai ke tahap itu. Jika kalian lulus Djarum akan mengumumkan siapa yang lulus diterima menjadi Beswan Djarum di website Djarum,kalian harus login menggunakan nomor pendaftaran kalian untuk mengecek hasilnya, dan Jika lulus kalian akan melihat ini :

Saya ucapkan Selamat bagi yang melihat pesan seperti itu! :D Karena kalian telah terpilih dari berpuluh-puluh ribu orang yang mencoba. Dan Selamat bergabung dalam keluarga Beswan Djarum!

Bagi yang tidak lulus saya tidak tahu pesannya seperti apa, tapi tetap semangat ya kawan :) Perjalanan kalian masih panjang. Keep fight! ☺️

Cheers,
Jovita ✌️

Sabtu, 15 Agustus 2015

Eternal Love

Love is patient,
Waiting for something better from the weaknesses.
Try, try and always try to be better.
Trust weaknesses would be a power.
Accepting of all differences. Yes, acceptance.

Love is something that finds you,
Something that's struggling to get you.
And something that always keep you, defend on you.
It's not about one side, but both of it.

Love is choice,
Choice for something, and expect for nothing.
It's not selfish, falsehood, and fiery.
It's forgive, pure, deep and eternal.

Love is wise,
It is not discriminating but it's happiness.
Happy for having each other, together.
Happiness can't defined alone, but defined with another.

Created by : Me